Jumat, 21 Oktober 2011

Penganguran Terselubung


Konferensi Internasional VIII ?Ahli Statistik Perburuhan? yang diselenggarakan di Jenewa pada 1954 menyatakan, "Penganggur adalah seseorang yang telah mencapai usia tertentu yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan agar memperoleh upah. Sebagian penganggur siap bekerja tetapi tidak mencari pekerjaan." Salah satu sebab tingginya tingkat pengangguran adalah besarnya arus migran masuk kota.

Masalah pengangguran, baik itu pengangguran terselubung ataupun bukan, saat ini sangat krusial karena pertumbuhan tenaga kerja di kota lebih besar dari peningkatan kesempatan kerja. Kekurangan lapangan pekerjaan dirasakan bagi mereka yang berusia 18 sampai 25 tahun. Sebab, mereka umumnya berpendidikan lebih tinggi dari orang tuanya. Sehingga cenderung bertahan agar dapat memperoleh pekerjaan dengan upah tinggi.

Fenomena Terjadinya Pengangguran

Beberapa latar belakang terjadinya pengangguran di antaranya:

  * Besarnya arus urbanisasi
  * Pemutusan hubungan kerja.
  * Terbatasnya lapangan pekerjaan.
  * Pemulangan tenaga kerja (TKI).
  * Banyaknya lulusan perguruan tinggi yang belum siap bekerja dan berwirausaha.
  * Kurangnya keterampilan individu menghadapi persaingan kompetitif.
  * Pengangguran acap kali dihubungkan dengan isu globalisasi dan akibat
     dari kapitalisme.

Tingginya Tingkat Pengangguran

Peluang kerja sebenarnya banyak sekali, asalkan kreatif. Makanya, tidak heran tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi dua kali lebih tinggi daripada yang berpendidikan rendah. Salah satu alasannya karena mereka yang berpendidikan tinggi gengsi untuk menerima upah yang rendah. Sementara di sisi lain, pengusaha lebih suka memperkerjakan lulusan SMA karena mau dibayar murah dan bisa dilatih untuk bekerja terampil.

Bahaya laten pengangguran menyebabkan depresi massal, sikap mengambil jalan pintas dengan bunuh diri karena tidak sanggup menghadapi tekanan hidup. Namun, sebagai umat beragama selayaknya yakin bahwa Tuhan tidak akan membebani manusia di luar kesanggupannya memikul beban.

Kembali kepada persoalan pengangguran. Di negara berkembang terdapat kelebihan tenaga kerja yang berebut mendapatkan pekerjaan istimewa. Para pekerja biasanya dilindungi dari eksploitasi sewenang-wenang melalui peraturan upah minimum dan tunjangan.


Upah tidak dapat jatuh pada tingkat tertentu dan biasanya meningkat sejalan dengan atau lebih dari tingkat inflasi. Ini merupakan suatu perangsang bagi para industrialis untuk menggunakan mesin padat modal. Dampak lainnya adalah mendorong arus penduduk dari pedesaan ke perkotaan karenanya produksi dan konsumsi lebih berdaya guna di perkotaan.

Pengangguran Terselubung

Para pengangguran, terkadang begitu ramai terlihat ketika ada informasi penerimaan CPNS (pegawai negeri sipil) dan acara-acara semisal/ job fair/ yang pengunjungnya mencapai puluhan ribu dalam sehari. Namun tetap saja para pencari kerja tidak mendapatkan pekerjaan. Padahal, yang datang kebanyakan adalah lulusan perguruan tinggi. Hal ini yang disebut pengangguran terselubung.

Hal lainnya ketika berlangsung penerimaan mahasiswa baru. Ini juga sebuah pertanda bagi pengangguran berikutnya. Pada beberapa perguruan tinggi, wisuda bisa dilakukan sampai dua atau tiga kali dalam setahun. Katakanlah, setiap satu perguruan tinggi dalam setahun meluluskan seribu mahasiswanya. Maka akan semakin banyak pencari kerja, dan persaingan memperebutkan laha pekerjaan semakin ketat. Ini yang disebut pengangguran terselubung. Suatu keniscayaan yang tidak bisa dipungkuri lagi. Tanggung jawab Siapakah ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar